Home » » Kisah Imaarl Duprey si Perempuan yang Bisa Tidur Lelap limapuluhsembilan Hari Nonstop

Kisah Imaarl Duprey si Perempuan yang Bisa Tidur Lelap limapuluhsembilan Hari Nonstop

Kisah si Perempuan yang Bisa Tidur Lelap 59 Hari Nonstop - Imaarl Duprey (23) bisa saja menjadi 'putri tidur' di kehidupan nyata. Akibat menderita Kleine Levin Syndrome (KLS) atau Sleeping Beauty Syndrome, Imaarl bisa tidur terus menerus selama beberapa hari atau bahkan berbulan-bulan


Akibat sindrom yang mempengaruhi 1.000 orang di dunia ini, Imaarl sering mengantuk tanpa sebab dan ia pun bisa tidur selama 59 hari layaknya anak kecil yang tengah nyaman saat tertidur. Kondisi ini diakui Imaarl berdampak besar bagi dia dan keluarganya.

"Awal-awal aku terkena KLS, ibu dan aku berpikir ada yang rusak pada tubuhku. Karena aku butuh pengawasan konstan, adikku terpaksa libur kuliah dan ibu juga banyak libur bekerja," kata Imaarl.

Ibu Imaarl, Kerry Griffith (46), mengaku sangat stres saat harus membangunkan putrinya untuk mandi atau makan dan ia merasa Imaarl sudah berubah menjadi 'balita'. KLS pertama kali dirasakan Imaarl tahun 2008 saat ia berumur 18 tahun dan tidur selama 10 hari setelah menghadiri pesta keluarga.

Bahkan saat ia dan temanya berlibur ke Ayia Napa, ketika menunggu di bandara, Imaarl merasa kantuk yang teramat sangat sehingga pandangannya menjadi kabur. Tapi, ia sangka itu adalah bentuk perasaan yang terlalu senang dan Imaarl yakin semuanya akan hilang.

"Suatu malam aku berada di klub dan aku ingat saat itu tengah berbaring di lantai. Semua orang berjalan melewatiku. Untungnya guru dari hotel menemukanku dan membawaku ke teman-teman," cerita Imaarl.

Selama libur panjang beberapa minggu pun, Imaarl bisa tidur selama 10 hari nonstop. Ia sudah mengunjungi dokter tapi diberi tahu bahwa apa yang dialami Imaarl hanya bentuk perilaku remaja yang tidak biasa. Memang butuh waktu bertahun-tahun untuk memastikan bahwa Imaarl menderita KLS.

Bahkan, Imaarl pernah menjalani scan tumor otak dan tes narkolepsi di King’s College Hospital, London. "Itu traumatis, saya hampir berharap benar-benar ada tumor otak hingga dokter bisa menanganinya. KLS membawa hidupku pada ketidakpastian," tutur lulusan psikologi di Goldsmith, University of London ini.

Namun, seiring berjalannya waktu, Imaarl mulai bisa mengenali kapan gejala sindrom putri tidurnya akan datang. Menurutnya, gejalanya seperti terkena anestesi yang dimulai dengan hilangnya kesadaran.

"Jika seperti itu aku akan keluar kelas, menangis, dan menelepon ibu karena aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi lagi di mana rumahku," kata Imaarl. Pada tahun 2010, Imaarl pernah mengalami waktu tidur hingga sebulan sapai ia harua melewatkan ujian di kampus dan mengulangnya di tahun terkahirnya kuliah.

Karena KLS bisa diperparah oleh kebisingan dan sensitivitas cahaya, Imaarl pun tidur dengan tirai tertutup, TV tidak menyala, dan ibu serta adiknya akan berbisisk saat bicara. Tak jarang, saat terjaga Imaarl akan mengulangi aktivitas yang sama.

Imaarl yang kini bekerja di industri fashion di Lewisham, London ini mengaku sering merasa tidak sadar dan tidak berkonsentrasi saat ibu atau adiknya membangunkannya untuk makan dan mandi.

Ia sering menonton film yang diulang dan makan makanan yang sama terus menerus. Meski begitu, ibu dan adiknya terus memastikan bahwa Imaarl makan dengan benar dan tetap terhidrasi. Desember 2012, Imaarl berhasil menyelesaikan studinya.

"Selama dua tahun aku tidak mengalami waktu tidur yang signifikan sehingga ku pikir itu sudah berakhir. Tapi antara Januari dan Maret, aku kembali tertidur selama dua bullan," papar Imaarl.

Hal ini menyedihkan bagi Imaarl karena ia tidak memiliki kontrol terhadap apa yang dialaminya dan tak ada obat untuk KLS. "Aku tidak yakin dengan masa depanku tapi aku berusaha untuk berpikir positif," ujarnya.

Dr Guy Leschziner, konsultan neurologis dan dokter penyakit tidur di Guy’s and St Thomas’ Hospital, London, mengatakan KLS adalah gangguan neurologis yang sangat langka dan ditandai dengan rasa kantuk dan waktu tidur selama berhari-hari atau beberapa minggu.

"Gambaran khasnya adalah seorang remaja muda yang bingung, memiliki patologis makan berlebih dan terkadang ada perpindahan kepribadian selama periode tidurnya. Ini bisa berpotensi merusak kehidupan sosial dan pendidikan anak muda," jelas Dr Guy.

Menurut Dr Guy, penyebab sindrom ini belum diketahui tapi kemungkinan karena adanya komponen gen dan autoimun yang berperan di situ meskipun sifatnya spekulatif.

"Masih belum jelas apakah KLS adalah suatu penyakit karena memiliki sejumlah kondisi berbeda. Bahkan karena sangat langka, para ahli melihat jumlah pasien KLS yang sangat sedikit," pungkasnya.

Sumber : http://health.detik.com/read/2013/08/22/121636/2337252/763/kisah-imaarl-perempuan-yang-bisa-tidur-lelap-59-hari-nonstop?l992205755

Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini


0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Pos Terkini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger