Seorang pria 53 tahun tinggal di Kota Changua, Taiwan, bunuh diri di dalam sebuah truk awal pekan ini lantaran frustasi tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi alias gagap teknologi (gaptek).
"Saya tiba-tiba menyadari saya benar-benar harus mengikuti perkembangan zaman. Saya merasa tidak berguna dengan segala hal yang ada saat ini, apakah itu komputer atau telepon selular. Saya jarang membeli sesuatu yang baru dan tidak banyak yang benar-benar bisa saya lakukan. Hidup dengan cara seperti ini lebih menakutkan daripada mati. Karena itu, saya telah membuat keputusan untuk mengakhiri hidup saya," tulis surat yang dibuat korban sebelum mengakhiri hidupnya,.
Mayat korban ditemukan di kursi bagian depan. Sebuah botol berisi racun yang sudah tinggal setengah juga ditemukan di lantai di dekatnya. Korban diduga tewas bunuh diri setelah meminum racun yang mengandung karbon monoksida.
Anak korban, yang berusia 30-an tahun, menyatakan korban meninggal terlalu cepat apalagi dengan cara seperti itu. "Ini terlalu cepat."
Namun, satu kemungkinan yang menjadi alasan kenapa korban melakukan bunuh diri adalah korban diduga kesal dengan begitu banyaknya semua hal yang berhubungan dengan terknologi akhir-akhir ini.
Menurut anak korban, almarhum sangat sayang dengan cucu-cucunya dan kerap mengunjungi mereka setiap satu atau dua pekan sekali. Namun, ketiga cucunya yang masih berusia sekolah dasar dan sekolah menengah pertama selalu tampak sibuk bermain dengan telepon pintar atau komputer mereka.
Tidak peduli betapa kerasnya korban mencoba, dia seakan tidak bisa mengikuti teknologi dan akhirnya merasa seperti terisolasi. Dia mencoba untuk menggunakan fungsi percakapan dalam telepon untuk berkomunikasi dengan cucunya, tetapi teknologi menjadi titik lemah dirinya sejak lama.
Korban dikabarkan hidup dengan berdagang sayuran dan jarang punya alasan untuk menggunakan tekonologi terbaru.
Istri pertama korban meninggal sepuluh tahun lalu dan dia bercerai dengan istri keduanya pada bulan lalu. Penyebab perceraian itu dianggap berkaitan dengan mudah marahnya korban.
Dia juga dikabarkan menderita diabetes. Beberapa laporan menduga bahwa kombinasi faktor-faktor di atas mungkin telah membuat dirinya merasa tertekan dan mendorong dia untuk melakukan bunuh diri.
Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini
Follow @posterkini |
|
0 komentar:
Post a Comment