Kasihan Nenek Ini Hidup Dari Belas Kasih Tetangganya ,Ketika orang lain mendapatkan BLSM atau Balsem, Mak Saimah (76) warga
Gang Anwar RT 12 RW 01 hanya bisa gigit jari. Ketika kenaikan BBM tahun
2009 dia pernah mendapatkan BLT.
Mak Saimah (76) tidak mempunyai
tempat tinggal, dia pun harus menumpang di kontrakan ketua RT 12. Selama
menempati tempat tersebut dirinya tidak pernah dipunguti biaya, dengan
kamar yang memiliki luas 3x4 meter persegi, Mak Saimah hidup bersama
anak bungsunya. Ruangan yang sempit tersebut hanya diisi dengan kasur
tingkat dua, sebuah lemari dan televisi 14 inchi.
"Tahun lalu dapat BLT, tapi sekarang nggak dapat, pemerintah pilih kasih ya," ujar Mak Saimah dengan polos,
Di usia senja, pendengaran Mak Saimah memang sudah mulai berkurang. Mak Saimah hanyalah segelintir orang yang tidak mendapatkan BLSM. Meski begitu ia mempunyai harapan besar pemerintah bisa berbuat adil.
"Kalau dapat BLSM, paling buat beli Beras, buat nyambung hidup kedepan ," imbuhnya.
Suami Mak Saimah telah lama meninggal kini ia hidup bersama dengan anak bungsunya Siti Ahyuni (29). sementara ketiga Kakaknya telah menikah. Siti yang berpendidikan SMP tersebut bekerja sebagai buruh cuci. Selama ini dirinya menafkahi ibunya untuk kehidupan sehari-hari.
"Sebulan cuma Rp 400 ribu per bulan, ya cukup nggak cuku kita cukupi," ujar Siti.
Meski terkadang, upah kerja sebagai buruh cuci tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, mau tidak mau dia harus meminjam kepada tetangganya.
"Gali lubang tutup lubang, saja buat kehidupan sehari-hari," kata Siti.
Siti hanya bisa mengelus dada ketika tahun ini tidak mendapatkan jatah BLSM. Padahal ibunya sedang sakit. Meski ibunya sedang sakit dia sedikit bersyukur karena ketika ibunya sakit dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya.
"Untung sekarang udah ada KJS, jadi nggak begitu berat kalau ibu sakit," tandasnya.
"Tahun lalu dapat BLT, tapi sekarang nggak dapat, pemerintah pilih kasih ya," ujar Mak Saimah dengan polos,
Di usia senja, pendengaran Mak Saimah memang sudah mulai berkurang. Mak Saimah hanyalah segelintir orang yang tidak mendapatkan BLSM. Meski begitu ia mempunyai harapan besar pemerintah bisa berbuat adil.
"Kalau dapat BLSM, paling buat beli Beras, buat nyambung hidup kedepan ," imbuhnya.
Suami Mak Saimah telah lama meninggal kini ia hidup bersama dengan anak bungsunya Siti Ahyuni (29). sementara ketiga Kakaknya telah menikah. Siti yang berpendidikan SMP tersebut bekerja sebagai buruh cuci. Selama ini dirinya menafkahi ibunya untuk kehidupan sehari-hari.
"Sebulan cuma Rp 400 ribu per bulan, ya cukup nggak cuku kita cukupi," ujar Siti.
Meski terkadang, upah kerja sebagai buruh cuci tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, mau tidak mau dia harus meminjam kepada tetangganya.
"Gali lubang tutup lubang, saja buat kehidupan sehari-hari," kata Siti.
Siti hanya bisa mengelus dada ketika tahun ini tidak mendapatkan jatah BLSM. Padahal ibunya sedang sakit. Meski ibunya sedang sakit dia sedikit bersyukur karena ketika ibunya sakit dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya.
"Untung sekarang udah ada KJS, jadi nggak begitu berat kalau ibu sakit," tandasnya.
Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini
Follow @posterkini |
|
0 komentar:
Post a Comment