Pria Ini Tega mengambil hati Ibu kandungnya Sendiri,Supardi (26), tersangka kasus pembunuhan sadis terhadap ibu kandungnya
sendiri, kini telah diamankan oleh Reskrim Polrestabes Surabaya. Supardi
terbukti melakukan pembunuhan terhadap Akhiyah (60) dengan cara
menggorok lehernya hingga putus.
Tak hanya itu, secara sadis
Supardi mengambil hati korban dengan cara menusuk dada hingga robek.
Supardi juga tidak segan memakan hati korban milik ibu kandungnya itu.
Terkait masalah ini, Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Musni Umar menilai perbuatan yang dilakukan oleh Supardi jelas-jelas merupakan tindakan gangguan kejiwaan.
"Menurut saya, pertama saya melihat Supardi pastilah sakit jiwa, sehingga tidak hanya membunuh dengan cara yang biasa, tapi sadis, jarang ditemukan. Kedua, dia melakukan seperti itu bisa karena stres, tekanan dan depresi luar biasa jadi tidak bisa mengontrol diri, di luar kendali," kata Musni pada hari Selasa (14/5).
Musni menjelaskan, bahwa tidak seharusnya manusia normal tega melakukan hal semacam itu. Tindakan sadis yang dilakukan oleh Supardi menurutnya adalah tindakan yang sangat kejam di luar batas manusia seharusnya.
"Kalau kita lihat dari segi manusia, manusia harusnya punya jiwa. Tapi ini adalah tindakan yang sangat sadis, kejam. Karena kalau kita lihat contoh pada binatang, harimau saja tidak mau makan anaknya sendiri, padahal harimau adalah binatang buas, seperti itu," ujar Musni.
Musni beranggapan, ada motif ekonomi di balik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Supardi terhadap ibunya. Ditambah dengan gangguan kejiwaan yang diderita oleh Supardi yang pada akhirnya nekat melakukan pembunuhan sadis tersebut.
"Terus terang saja kalau kejiwaan sudah terganggu, seseorang itu akan berbuat hal-hal yang aneh di luar kehidupan normal. Contohnya seperti itu tadi, melampiaskan perasaan dengan melakukan tindakan yang kejam," papar Husni.
Musni juga mengakui sudah banyak menerima kasus-kasus semacam Supardi. Dia berharap sudah saatnya pemerintah setempat bisa turun tangan untuk mencari jalan keluar permasalahan sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat, khususnya pembunuhan.
"Sudah banyak sekali kasus yang saya terima. Ini seharusnya jadi tantangan pemerintah, bagaimana penyelesaiannya. Ini adalah salah satu isyarat ada masalah besar yang sering dihadapi oleh masyarakat, jangan dilihat dari per-kasus saja. Semua lapisan pemerintah harus merespon harus mencari akar masalah dalam masyarakat," imbuh Musni.
Diberitakan sebelumnya, Selasa pagi (14/5) sekitar pukul 10.00 WIB, warga Karangploso, Bangkingan Wetan, Surabaya, Jawa Timur digegerkan oleh teriakan histeris Muntholib, suami dari Akhiyah yang dibunuh oleh Supardi, "Bojoku matek nggak onok ndase (istriku meninggal tak ada kepalanya)," kata Sutadi menirukan teriakan Munthalib.
Kepolisian langsung mengevakuasi jenazah korban ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo untuk dilakukan autopsi. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti berupa kapak berpalu, pisau penghabisan sepanjang 40 cm tanpa pegangan dan palu.
Dari hasil penyelidikan polisi, istri Muntholib, Akhiyah (60) tersebut, dibunuh anak kandungnya sendiri, Supardi. Supardi diduga tega membunuh ibu kandungnya karena sakit hati, sang ibu yang lebih perhatian kepada anak-anaknya yang lain.
Terkait masalah ini, Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Musni Umar menilai perbuatan yang dilakukan oleh Supardi jelas-jelas merupakan tindakan gangguan kejiwaan.
"Menurut saya, pertama saya melihat Supardi pastilah sakit jiwa, sehingga tidak hanya membunuh dengan cara yang biasa, tapi sadis, jarang ditemukan. Kedua, dia melakukan seperti itu bisa karena stres, tekanan dan depresi luar biasa jadi tidak bisa mengontrol diri, di luar kendali," kata Musni pada hari Selasa (14/5).
Musni menjelaskan, bahwa tidak seharusnya manusia normal tega melakukan hal semacam itu. Tindakan sadis yang dilakukan oleh Supardi menurutnya adalah tindakan yang sangat kejam di luar batas manusia seharusnya.
"Kalau kita lihat dari segi manusia, manusia harusnya punya jiwa. Tapi ini adalah tindakan yang sangat sadis, kejam. Karena kalau kita lihat contoh pada binatang, harimau saja tidak mau makan anaknya sendiri, padahal harimau adalah binatang buas, seperti itu," ujar Musni.
Musni beranggapan, ada motif ekonomi di balik pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Supardi terhadap ibunya. Ditambah dengan gangguan kejiwaan yang diderita oleh Supardi yang pada akhirnya nekat melakukan pembunuhan sadis tersebut.
"Terus terang saja kalau kejiwaan sudah terganggu, seseorang itu akan berbuat hal-hal yang aneh di luar kehidupan normal. Contohnya seperti itu tadi, melampiaskan perasaan dengan melakukan tindakan yang kejam," papar Husni.
Musni juga mengakui sudah banyak menerima kasus-kasus semacam Supardi. Dia berharap sudah saatnya pemerintah setempat bisa turun tangan untuk mencari jalan keluar permasalahan sosial yang sering terjadi di dalam masyarakat, khususnya pembunuhan.
"Sudah banyak sekali kasus yang saya terima. Ini seharusnya jadi tantangan pemerintah, bagaimana penyelesaiannya. Ini adalah salah satu isyarat ada masalah besar yang sering dihadapi oleh masyarakat, jangan dilihat dari per-kasus saja. Semua lapisan pemerintah harus merespon harus mencari akar masalah dalam masyarakat," imbuh Musni.
Diberitakan sebelumnya, Selasa pagi (14/5) sekitar pukul 10.00 WIB, warga Karangploso, Bangkingan Wetan, Surabaya, Jawa Timur digegerkan oleh teriakan histeris Muntholib, suami dari Akhiyah yang dibunuh oleh Supardi, "Bojoku matek nggak onok ndase (istriku meninggal tak ada kepalanya)," kata Sutadi menirukan teriakan Munthalib.
Kepolisian langsung mengevakuasi jenazah korban ke kamar jenazah RSUD dr Soetomo untuk dilakukan autopsi. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti berupa kapak berpalu, pisau penghabisan sepanjang 40 cm tanpa pegangan dan palu.
Dari hasil penyelidikan polisi, istri Muntholib, Akhiyah (60) tersebut, dibunuh anak kandungnya sendiri, Supardi. Supardi diduga tega membunuh ibu kandungnya karena sakit hati, sang ibu yang lebih perhatian kepada anak-anaknya yang lain.
Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini
Follow @posterkini |
|
0 komentar:
Post a Comment