Amerika Serikat boleh berbangga dengan Alcatraz yang dikenal sebagai penjara paling seram di dunia atau Brazil dengan Penjara Carandiru sebagai penjara terkejam masa kini yang pernah menelan banyak korban narapidana dalam kerusuhan massal. Namun Rusia (dulu Uni Soviet) mempunyai penjara yang paling mematikan di dunia, yaitu Glavnoe Upravlenie Lagerei (Penjara Gulang).
Penjara ini berdiri selama rezim Joseph Stalin yang merupakan diktator Uni Soviet yang berjulukan "Steel Man" (pria besi) berkuasa. Ia memerintah tahun 1922-1953. Selama berkuasa ia diperkirakan telah memerintahkan pembunuhan sekitar 30 juta jiwa warga Uni Soviet (termasuk negara-negara yang kini merdeka dari Soviet). Nah, yang menakutkan adalah karena saking mematikannya, 40 juta orang tewas di Penjara Gulag.
Pada masa itu para penentang Stalin pun dikumpulkan di Penjara Gulag. Penjaga Gulag tak ubahnya seperti neraka pembawa kematian. Jumlah orang yang tewas disini 7 kali lebih banyak dari jumlah korban yang meninggal akibat bencana. Keangkeran Gulag semakin kuat karena lokasinya ada di tengah Hutan Taga, Siberia, Rusia yang suhunya selalu dingin.
Sebagian besar tahanan dihukum dengan keadaan yang menyedihkan. Ada yang dibunuh algojo ada pula yang meninggal karena kelaparan. Para narapidan dikenakan kerja paksa. Kemudian mereka kembali ke dalam kamp kayu yang dilindungi pagar dan kawat berduri.
Penjara ini ditutup sejak tahun 1953, seiring dengan kematian Stalin. Namun saat ini kita masih bisa melihat bekas-bekas reruntuhan bangunan. Rel-rel kereta yang digunakan untuk membawa tahanan masuk juga masih ada. Inilah salah satu saksi bisu kematian tahanan, banyak dari mereka yang melompat dari kereta begitu hendak dibawa ke dalam penjara.
Jika masuk lebih dalam, kita bisa melihat bagaimana kamp kayu yang biasa dihuni para tahanan. Kondisinya tak terawat. Namun, bekas tempat makan dari aluminum yang digunakan sebagai wadah ransum para narapidana masih ada di sana.
Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini
0 komentar:
Post a Comment