Komunisme, ideologi yang dianut oleh sepertiga penduduk dunia ini, kini dicap sebagai ideologi “berdarah”, brutal, pembantai, pembunuh, pemerkosa, dan juragan despotisme oleh para lawan politiknya, khususnya dari sekutu Barat, Amerika Serikat. Sebenarnya komunisme adalah ideologi yang “baik”, dalam artian, dilihat dari visi dan misnya, komunisme pada dasarnya ingin menciptakan tatanan dunia tanpa penindasan oleh kelas ekonomi borjuis yang terdiri dari orang-orang kaya, birokrat, dan pemilik modal terhadap kelas ekonomi proletar yang terdiri dari orang-orang miskin, seperti buruh, petani, dan kaum pekerja tak bermodal.
Tengok sejarah. Komunisme lahir di Jerman, dicetuskan oleh seorang filsuf berdarah Yahudi, Karl Heinrich Marx pada abad ke 18. Marx menulis sebuah buku berjudul Das Capital dan Manifesto Communist, dengan latar belakang penderitaan kaum pekerja yang harus bekerja 23 jam sehari untuk pemilik modal, dalam perspektif Marx, pengusaha tidak akan bisa mendapatkan uang tanpa buruh, tuan tanah tidak akan bisa mendapatkan panen tanpa petani, dsb. Jadi Marx menilai, pengusaha lebih membutuhkan buruh daripada buruh membutuhkan pengusaha.
Lalu apa yang menyebabkan orang kini mendiskreditkan komunisme? Dalam perspektif orang melihat dari rekam jejak sejarah, negara komunis selalu dipimpin oleh para diktator tangan besi, macam Joseph Stalin, Mao Zedong, dll. Sebenarnya itu bukanlah sebuah tolak ukur yang objektif, lihat latar belakangnya, komunisme kebanyakan didukung oleh orang-orang yang kecewa, miskin, dsb, dan kemiskinan inilah melatar belakangi timbulnya kekerasan.
Pertama, lihat Joseph Stalin, semasa kecil berasal dari keluarga miskin, ayahnya hanya seorang tukang sol sepatu, dan kerap kali memukuli anak-anaknya dalam mendidik, inilah yang mungkin menjadi dasar psikologi seorang Stalin menjadi seorang yang kejam saat dewasa, tak berbeda dengan Stalin, Mao Zedong pun berasal dari keluarga petani miskin, Mao dan ayahnya pun tidak dekat, karena ayahnya acapkali kasar padanya. Masa kecil suram itulah yang akhirnya menjadikan seorang Stalin dan Mao seorang pembunuh, namun coba kita lihat para pemimpin komunis yang semasa kecilnya bahagia, mereka justru ingin membagi kebahagiaan itu, contoh Fidel Castro, Castro tidak memimpin Kuba dengan tangan berdarah, mungkin karena dari segi psikologi, ia bahagia, ia punya ayah seorang juragan tebu, ia dan ayahnya juga sering membantu petani dikebun tebunya, inilah yang menjadikan Castro, seorang komunis yang lembut dan sederhana. Namun Castro haya satu, diantara pemimpin komunis bertangan besi, mungkin itulah yang menyebabkan selama ini perspektif kita buruk terhadap komunisme, karena labih banyak yang diktator daripada yang lembut seperti Castro.
satu kata yang pernah saya kutip dari sebuah film Mel Gibson, Braveheart. “Sejarah ditulis oleh para pemenggal pahlawan.”, jadi dalam memaknai sejarah kita juga perlu sumber lain, untuk bahan pertimbangan, untuk mencapai penilaian yang objektif.
Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini
Follow @posterkini |
|
0 komentar:
Post a Comment