Home » » Inilah persekutuan Wahabi dan raja bani saud

Inilah persekutuan Wahabi dan raja bani saud

Inilah persekutuan  Wahabi dan raja bani saud-Ibnu Humaidi menilai Syekh Muhammad bin Abdul Wahab tidak cerdas, arogan dan suka melawan. Yang pertama adalah guru, mufti bermazhab Hambali di Makkah. Sedang yang kedua adalah murid, yang kemudian dikenal sebagai pendiri gerakan Wahabi. Singkat cerita, sang guru menyatakan muridnya tidak lulus belajar.


Syekh Muhammad lalu berguru kepada Muhammad Hayyat al-Sindhi, di Madinah. Di sana, dia ajarkan untuk mengharamkan ziarah kubur dan menghormati para wali. Setelah belajar ke mana-mana, termasuk Basrah dan Baghdad di Irak, pada 1740 dia pulang ke kampung halamannya di Desa Uyaina, Najd, Arab Saudi.

Pada usia 37 tahun, Syekh Muhammad mulai menyebarluaskan ajarannya. Dia berhasil mempengaruhi Usman bin Muammar, penguasa Uyaina. Dia lantas menyuruh Usman mengangkat kubur Zaid bin Khattab yang dikeramatkan warga setempat. Kemudian dia memerintahkan semua pelaku zina dirajam sampai mati. Dia bahkan pernah memimpin hukuman itu.

Semua ajaran Syekh Muhammad mendapat perhatian Sulaiman bin Muhammad bin Ghurair dari Bani Khalid. Dia memerintahkan Usman untuk membunuh Syekh Muhammad. Usman menolak perintah atasannya itu, tapi Syekh Muhammad diusir dari tanah kelahirannya.

Syekh Muhammad lalu bermukim di Diriyah, yang diperintah Muhammad bin Saud. "Oasis ini milikmu, jangan takut terhadap musuh-musuhmu. Atas nama Allah, jika seluruh penduduk Najaf mengusirmu, kami tidak akan pernah melakukan itu," kata Muhammad bin Saud, seperti ditulis Madawi al-Rasyid dalam buku A History of Saudi Arabia.

Syekh Muhammad menjawab, "Anda adalah pemimpin bijak. Saya ingin Anda bersumpah kepada saya untuk memerangi para penentang saya. Sebagai balasan, Anda menjadi imam masyarakat muslim dan saya pemimpin dalam urusan agama."

Keduanya pada 1744 membuat perjanjian yang berlaku hingga kini. Kedua pihak saling mendukung. Keturunan Muhammad bin Saud akhirnya memimpin Kerajaan Arab Saudi, sekarang menyokong dana buat penyebaran paham Wahabi, jumlahnya sekitar USD 2 miliar saban tahun. Anak cucu Syekh Muhammad yang menjadi pemuka agama Saudi memberikan legitimasi terhadap penguasa sebagai balasan.

Seperti para pendahulunya, keluarga Kerajaan Saudi melenyapkan semua peninggalan sejarah Islam berkaitan dengan Nabi Muhammad. Mereka beralasan praktek berziarah dan berdoa di tempat-tempat disakralkan itu sebagai syirik. Para pengikut Wahabi ini juga tidak percaya dengan syafaat Rasulullah.

Paham Wahabi juga menganggap Rasulullah sebagai manusia biasa sehingga tidak perlu dipuja dan dipuji. Apalagi, sampai merayakan hari kelahirannya. Bahkan mendiang Syekh Abdul Aziz bin Baz berani menyatakan Allah itu memiliki batas dan hanya Dia yang tahu keterbatasannya.

Sejumlah ulama Wahabi juga melontarkan pendapat membahayakan. Seperti Syekh Al-Qanuji dalam kitabnya Ad-Dinul Khalish, jilid pertama halaman 140, "Taklid terhadap mazhab termasuk syirik." Syaikh Hassan al-Aqqad dalam kitabnya Halaqat Mamnuah, halaman 25, menyatakan, "Kafir orang membaca salawat untuk nabi seribu kali atau mengucapkan La ilaha illallah seribu kali."

Kebanyakan ulama Sunni menganggap ajaran Syekh Muhammad sesat. Ayah dan saudara lelakinya, Sulaiman bin Abdul Wahab, termasuk pengkritik dia. Sulaiman menganggap Syekh Muhammad orang terpelajar yang tidak toleran. Dia juga menilai paham Wahabi sebagai ajaran pinggiran sekaligus fanatik.
Sumber Refrensi Berita : http://www.merdeka.com/khas/persekutuan-wahabi-dan-bani-saud-aliansi-wahabi-dan-saudi-1.html

Like Dan Share Jika Kamu Suka Artikelnya Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Di Blog Sederhana Ini


0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. Pos Terkini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger